Kemana Perginya Koper Penumpang Yang Tertinggal Di Bandara?
Pernahnah
kalian melupakan barang bawaan berupa koper ketika melakukan penerbangan antar
kota atau daerah tertentu, dan bagaimana perasaanmu? Saya rasa tidak jauh
berbeda dari patah hati saat melupakan mantan, mencoba merelakan tapi tapi
terus terngiang!
Ada hal yang jauh lebih
penting untuk diketahui selain rasa kehilangan itu sendiri. Pertanyaan yang
cukup mendasar adalah kemana dan bagaimana takdir puluhan, ratusan atau bahkan
ribuan koper yang tertinggal di Bandara? Nah pada tulisan ini akan sedikit dijelaskan
takdir koper kalian.
Dari
beberpa artikel yang saya baca, kebijakan terkait koper tanpa tuan ini cukup
variatif diberbagai negara dan tentu memiliki keunikan yang menyesuaikan dengan
budaya setempat. Berikut perbedaan kebijakan local dan luar negeri:
Indonesia
Jika kamu adalah bagian
dari pemeran takdir koper yang tertinggal di Bandara Indonesia, maka tidak
perlu hawatir. Karena ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan
barangmu kembali misalnya dengan mengunjungi Bagage claim. Barangmu akan di
simpan disana selama 5 lima hari. Namun jika selama 5 hari tidak ada yang
melakukan klaim, maka barang akan dipindahkan ketempat khusus penyimpanan
barang tak bertuan. Nah ditempat inilah barang-barang yang hilang akan mengadu
nasib. Pasalnya barang akan disimpan selama 60 hari sampai ada pemillik yang
mengambilnya. Jika barang yang disimpan sudah melebihi waktu 60 hari maka
barang-barang yang tertinggal tadi akan dikeluarkan dan disalurkan ke yayasan
atau kepada masyarakat yang membutuhkan.
Amerika
Beda
negara beda kebijakan,dikutip dari Human Interest Amerika merupakan salah satu
negara yang memiliki kebijakan tersendiri terkait barang penumpang yang hilang
atau tertinggal di Bandara atau stasiun. Ada satu toko besar yang bernama
Unclaimed Baggage Center (UBC), berlokasi di Scottsboro, sebuah kota kecil tepi
danau di negara bagian Alabama, yang seluruh koleksinya adalah barang-barang
hilang. Ia satu-satunya di Amerika, dan mungkin satu-satunya di dunia.
Mula-mula toko ini hanya menjual barang-barang dari bagasi yang tertinggal di
bandara, kemudian juga bagasi-bagasi yang hilang di stasiun kereta api dan
terminal bus. Bukan serta merta mengklaim koper tertinggal tanpa prosedur. Ternyata
Amerika memiliki kebijakan tertentu, biasanya barang-barang bawaan yang
tertinggal itu akan disimpan beberapa hari di bandara untuk menunggu pemiliknya
datang mengambil. Barang-barang yang tidak diambil kemudian dipindahkan ke
gudang maskapai masing-masing, dan biasanya akan bertahan di sana sampai 6
bulan, sekitar 180 hari ini lebih lama dari Indonesia yang hanya memberikan
waktu 60 hari.
Jika
selama 6 bulan pihak maskapai gagal menemukan pemiliknya, barang-barang itu
akan berpindah ke UBC dan anda bisa membelinya dengan harga lebih murah. Barang
yang tertinggal pun cukup bervariasi dan unik. Hal ini menyesuaikan dengan karakter
tuan yang membawanya, sehingga membeli barang-barang dari UBC dengan harga yang
lebih terjangkau menjadi daya Tarik sendiri bagi pelanggan UBC. Kini UBC memutuskan
membuka toko online sejak tanggal 17 Juni 2020 sejak adanya Pandemi. Dan kini semua orang bisa
Belanja tanpa mengunjungi tempat tersebut.
Jadi, bagaimana
pendapatmu terhadap dua kebijakan negara tersebut?
Terimakasih sudah membaca,
semoga bermanfaat!
No comments:
Post a Comment