Wednesday, June 22, 2022

Kemana Perginya Koper Penumpang Yang Tertinggal Di Bandara?

 



Kemana Perginya Koper Penumpang  Yang Tertinggal Di Bandara?



Pernahnah kalian melupakan barang bawaan berupa koper ketika melakukan penerbangan antar kota atau daerah tertentu, dan bagaimana perasaanmu? Saya rasa tidak jauh berbeda dari patah hati saat melupakan mantan, mencoba merelakan tapi tapi terus terngiang!
            Ada hal yang jauh lebih penting untuk diketahui selain rasa kehilangan itu sendiri. Pertanyaan yang cukup mendasar adalah kemana dan bagaimana takdir puluhan, ratusan atau bahkan ribuan koper yang tertinggal di Bandara? Nah pada tulisan ini akan sedikit dijelaskan takdir koper kalian.

Dari beberpa artikel yang saya baca, kebijakan terkait koper tanpa tuan ini cukup variatif diberbagai negara dan tentu memiliki keunikan yang menyesuaikan dengan budaya setempat. Berikut perbedaan kebijakan local dan luar negeri:

Indonesia

Jika kamu adalah bagian dari pemeran takdir koper yang tertinggal di Bandara Indonesia, maka tidak perlu hawatir. Karena ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mendapatkan barangmu kembali misalnya dengan mengunjungi Bagage claim. Barangmu akan di simpan disana selama 5 lima hari. Namun jika selama 5 hari tidak ada yang melakukan klaim, maka barang akan dipindahkan ketempat khusus penyimpanan barang tak bertuan. Nah ditempat inilah barang-barang yang hilang akan mengadu nasib. Pasalnya barang akan disimpan selama 60 hari sampai ada pemillik yang mengambilnya. Jika barang yang disimpan sudah melebihi waktu 60 hari maka barang-barang yang tertinggal tadi akan dikeluarkan dan disalurkan ke yayasan atau kepada masyarakat yang membutuhkan.

Amerika

Beda negara beda kebijakan,dikutip dari Human Interest Amerika merupakan salah satu negara yang memiliki kebijakan tersendiri terkait barang penumpang yang hilang atau tertinggal di Bandara atau stasiun. Ada satu toko besar yang bernama Unclaimed Baggage Center (UBC), berlokasi di Scottsboro, sebuah kota kecil tepi danau di negara bagian Alabama, yang seluruh koleksinya adalah barang-barang hilang. Ia satu-satunya di Amerika, dan mungkin satu-satunya di dunia. Mula-mula toko ini hanya menjual barang-barang dari bagasi yang tertinggal di bandara, kemudian juga bagasi-bagasi yang hilang di stasiun kereta api dan terminal bus. Bukan serta merta mengklaim koper tertinggal tanpa prosedur. Ternyata Amerika memiliki kebijakan tertentu, biasanya barang-barang bawaan yang tertinggal itu akan disimpan beberapa hari di bandara untuk menunggu pemiliknya datang mengambil. Barang-barang yang tidak diambil kemudian dipindahkan ke gudang maskapai masing-masing, dan biasanya akan bertahan di sana sampai 6 bulan, sekitar 180 hari ini lebih lama dari Indonesia yang hanya memberikan waktu 60 hari.

Jika selama 6 bulan pihak maskapai gagal menemukan pemiliknya, barang-barang itu akan berpindah ke UBC dan anda bisa membelinya dengan harga lebih murah. Barang yang tertinggal pun cukup bervariasi dan unik. Hal ini menyesuaikan dengan karakter tuan yang membawanya, sehingga membeli barang-barang dari UBC dengan harga yang lebih terjangkau menjadi daya Tarik sendiri bagi pelanggan UBC. Kini UBC memutuskan membuka toko online sejak tanggal 17 Juni 2020 sejak  adanya Pandemi. Dan kini semua orang bisa Belanja tanpa mengunjungi tempat tersebut.

Jadi, bagaimana pendapatmu terhadap dua kebijakan negara tersebut?

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat!

No comments:

Post a Comment